Senin, 17 Maret 2014

Pasangan Suami Istri di Bogor Ini Tahu Lokasi Jatuhnya Malaysia Airlines

3 Nelayan Aceh Mengaku Lihat Pesawat Jatuh di Peureulak


TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Sudah lebih dari seminggu sejak pesawat Malaysia Airlines MH370 hilang kontak pada Sabtu (8/3/2014) lalu. Pencarian pun terus dilakukan, namun sampai dengan saat ini belum ada titik terang dimana keberadaan pesawat yang mengangkut 239 penumpang dan awak pesawat itu.
Pasangan suami istri Fajar Sahri (58) dan Winarti (52) turut mengikuti perkembangan proses pencarian pesawat yang juga berpenumpang warga negara Indonesia tersebut. Keduanya, yang mengaku diberi anugerah mampu berkomunikasi dengan alam gaib, merasa prihatin dengan musibah tersebut dan bermaksud membantu dengan cara yang mereka bisa.
"Ya kita hanya memberikan informasi, sebagai sesama harus saling membantu. Kami tidak mengharapkan apa-apa," ujar Fajar saat ditemui Tribun di kediamannya di Jalan Batara Nomor 93, Kampung Parikolot, Ciluar, Bogor, Minggu (16/3/2014).
Menurut Fajar informasi yang mereka peroleh menyebutkan pesawat berada di titik berikut (LU 7 derajat 47'47.90" Bujur Timur 105 derajat 13'39.59" Elev -30m. Ketinggian mata 5 m. Atau berada di sekitar selatan ibukota Vietnam, Ho Chi Minh.
Keduanya kemudian menuturkan bagaimana proses mereka mendapatkan informasi terkait keberadaan pesawat sampai dengan titik koordinatnya. Menurut Fajar, sang istri mengetahui lokasi pesawat setelah melakukan komunikasi dengan awak pesawat naas tersebut.
Winarti ia sebut memang memiliki kemampuan khusus untuk berkomunikasi dengan hal-hal gaib dan sudah beberapa kali terjadi dan terbukti.
Fajar menuturkan, pada hari Kamis (13/3/2014) siang, usai melaksanakan salat Zuhur, Winarti memohon doa agar bisa diberi petunjuk mengenai keberadaan lokasi pesawat Malaysia Airlines MH370.
Tiba-tiba muncul sosok seorang pria dengan pakaian layaknya seorang kru pesawat datang dan berkomunikasi dengan Winarti.
"Mungkin copilot atau siapa, yang jelas pakai seragam," tuturnya.
Pria itu kemudian menuturkan kepada Winarti bagaimana pesawat tersebut tiba-tiba mati seluruh perangkatnya ketika melintas di Laut China Selatan, tepatnya sebelah selatan Vietnam.
Pesawat yang tiba-tiba kehilangan power secara total itu kemudian jatuh dan tenggelam ke dasar laut, lengkap dengan para penumpang dan awak kapal di dalamnya. Jeritan teriakan takbir pun terdengar saat pesawat mula jatuh ke laut.
"Pesawatnya utuh, enggak meledak, enggak ada serpihan apa-apa. Penumpang masih duduk di kursi masing-masing dengan sabuk pengaman terpasang," ujar Winarti yang mengaku sempat diberi penglihatan kondisi pesawat di dasar laut.
Winarti menuturkan semua penumpang sudah dalam keadaan meninggal dunia di kursi masing-masing, dengan sabuk pengaman masih terpasang. Ia mengaku saat diberi penglihatan itu tak sanggup menahan air matanya yang tumpah melihat pemandangan memilukan tersebut, apalagi Winarti sempat melihat dua orang anak kecil di antara penumpang yang tewas.
Terlebih si pria berpakaian awak kapal itu kemudian sempat menitipkan pesan kepadanya untuk disampaikan kepada anak perempuannya yang masih kecil.
"Dia bilang salam buat anakku sambil tersenyum. Anaknya itu rambutnya keriting-keriting, anak perempuan sekitar umur 7-9 tahun," imbuhnya.
Menurut Winarti, pada saat berkomunikasi yang pertama itu, ia tidak sempat mendapatkan lokasi jatuhnya pesawat. Titik koordinat lokasi baru ia dapatkan pada Jumat dinihari, ketika ia kembali melakukan komunikasi dengan awak kapal Malaysia Airlines itu setelah melakukan salat Tahajud.
Winarti menuturkan, komunikasi yang kedua ia lakukan bukan dengan orang yang sama saat melakukan komunikasi pertama. Pada saat komunikasi kedua itu, lelaki berbeda yang kemudian ia tahu adalah pilot pesawat Zahari Ahmad Shah.
Dari Zahari inilah kemudian Winarti dan Fajar memperoleh koordinat yang mereka duga adalah lokasi jatuhnya pesawat naas tersebut. Ia juga menuturkan bagaimana pesawat yang awalnya mengarah ke utara sempat berbelok ke arah barat sebelum kemudian berputar ke arah timur dan terjatuh.
"Makanya badan pesawat itu menghadap timur," ujar Fajar.
Arah pesawat yang goyang dan kemudian terjatuh, menurut Fajar kemungkinan diakibatkan arus magnet yang kuat di dasar laut di sekitar lokasi jatuhnya pesawat. Pesawat itu kemudian tiba-tiba mati total dan jatuh tenggelam ke dalam laut.
Zahari juga mengatakan kepada Winarti bahwa dunia itu penuh keajaiban, entah apa maksudya Winarti sendiri tidak tahu.
"Ya mungkin maksudnya, apa yang enggak mungkin jadi mungkin, yang penting cari dulu. Saya juga enggak tahu artinya," ujarnya
Sempat Melapor ke Danlanud
Fajar mengaku hanya berniat membantu proses pencarian pesawat yang telah memakan waktu lebih dari seminggu itu. Ia menyebut dirinya tidak memiliki maksud apa-apa, yang terpemnting baginya adalah pesawat bisa diketemukan dan keluarga korban bisa lebih lega dan ikhlas menerima kenyataan.
Untuk itu, Fajar menyebut dirinya sudah melaporkan informasi yang ia dapat itu ke beberapa pihak yang ia anggap memiliki akses untuk menggunakan info tersebut untuk menemukan pesawat tersebut.
"Saya sudah hubungi Komandan Lanud Soewondo Kolonel SM Handoko serta duta besar di Vietnam Bambang Tarsanto (Konjen di Ho Chi Minh City) via sms," tuturnya.
Selain itu ia juga sempat mendatangi sebuah stasiun televisi swasta (TvOne) dan diberitahu akan diberi kesempatan tampil live setelah menunggu persetujuan salah satu penanggung jawab program. Namun setelah menunggu lama, justru yang ditunggu itu pulang dan ia tidak diberi tahu apa-apa.
Fajar mengatakan dirinya sama sekali tidak mengharapkan apa-apa, yang terpenting baginya adalah pesawat dapat segera ditemukan.
Mengenai kemampuan berkomunikasi dengan hal-hal gaib, Fajar mengaku tidak menjalani ritual apapun, ia dan istrinya hanya diberi tanggung jawab oleh tuhan untuk membantu sesama.
"Saya pernah bantu teman cari anak perempuannya yang hilang, dan hasil informasi yang didapat itu benar. Saya dan istri juga pernah mendapat informasi soal keberadaan mata air di Banyuwangi, dan ternyata benar terbukti,"ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar