
Direktur Utama
Angkasa Pura II Tri S. Sunoko menjelaskan, pengembangan dilakukan untuk
meningkatkan kapasitas Bandara Soetta menjadi 62 juta penumpang per
tahun. Saat ini daya tampung Bandara Soetta adalah 22 juta penumpang per
tahun. Sementara itu, sepanjang 2011 jumlah pergerakan penumpang yang
dilayani mencapai 51,5 juta.
”Besarnya angka
pergerakan penumpang menempatkan Bandara Soetta pada peringkat ke-12
dalam daftar bandara tersibuk di dunia versi Airports Council
International (ACI),” kata Tri. Sebelum proses groundbreaking tersebut,
Angkasa Pura II melakukan pekerjaan pendahuluan. Di antaranya, pelebaran
akses utama, perluasan apron, dan membuat high-speed rapid exit taxiway
untuk menambah kapasitas pergerakan pesawat. Selain itu, menambah
kapasitas boarding lounge di terminal 1 dan 2 serta memulai pekerjaan
pembangunan main power station (MPS) baru berkapasitas 20 MV.
”Pada tahap awal
ini, kita akan memulai pembangunan dengan meningkatkan kapasitas
terminal 3 dari saat ini 4 juta penumpang menjadi 25 juta penumpang,”
ucapnya. Tri memaparkan, Angkasa Pura II memiliki lima agenda yang
menjadi fokus pengembangan Bandara Soetta. Yakni, optimalisasi runway,
pengembangan terminal 3, serta revitalisasi terminal 1 dan 2. Kemudian,
pengembangan terminal kargo baru, pengembangan fasilitas penunjang, dan
pembangunan bangunan penghubung terminal 1 dan 2 yang multifungsi dengan
konsep one stop service (integrated building).
Setelah kapasitas
62 juta penumpang per tahun tercapai, agenda berikutnya adalah
pembangunan landasan pacu ketiga plus terminal keempat di sisi utara
bandara. ”Tambahan runway dan terminal baru membuat daya tampung bandara
bisa melayani hingga 87 juta penumpang per tahun dan 234 pergerakan
pesawat per jam,” terangnya.
Sebagai langkah
awal, saat ini sudah dilakukan pembebasan lahan secara bertahap hingga
mencapai 830 hektare. Tri menyebut, grand design Bandara Soetta tersebut
diharapkan bisa menjadi solusi perkembangan bandara dalam kurun 20
tahun ke depan. Sementara itu, Presiden SBY mengatakan, pengembangan
Bandara Soetta merupakan langkah yang tepat untuk mendukung konektivitas
antarnegara ASEAN dan kawasan lain. Menurut SBY, kebutuhan jasa
angkutan udara memang meningkat seiring pertumbuhan ekonomi yang
mencapai 6 persen dan GDP (gross domestic product) USD 1 triliun.
”Ada konsensus
antar pemimpin kawasan, baik ASEAN maupun Asia Timur dan Asia Pasifik,
untuk mempercepat konektivitas kawasan,” katanya. SBY mengatakan,
pengembangan Bandara Soetta juga sesuai dengan proyek Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Peresmian groundbreaking pengembangan Bandara Soetta ditandai dengan
mulai bekerjanya alat-alat berat sesaat setelah sirene dibunyikan SBY.
Ikut hadir dalam acara itu Wapres Boediono dan sejumlah menteri Kabinet
Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II. Di antaranya adalah Menko Perekonomian
Hatta Rajasa, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menhub E.E. Mangindaan,
Menteri PU Djoko Kirmanto, dan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
[pontianakpost.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar