Kamis, 05 Februari 2015

SEBERAPA MENDESAKAH PERSIAPAN PENDIDIKAN ANAK?

Berbicara mengenai dana pendidikan, mari kita simak apa kata salah satu ahli perencana keuangan di Indonesia yaitu Bapak Syafir Senduk yang dikutip dari Tabloid Nova No. 756/XIV sebagai berikut :


Ketika beberapa hari lalu saya berbicara di sebuah seminar di Surabaya saya kaget ketika seorang peserta seminar bercerita tentang mahalnya biaya masuk kuliah dari sebuah perguruan tinggi di
Surabaya. Jumlahnya tidak usah saya ceritakan berapa, tapi yang jelas sangat mahal. Padahal, itu baru uang masuknya doang.

Hal ini membuat saya semakin yakin bahwa yang namanya Biaya Pendidikan harus dipersiapkan sejak sekarang. Betul, memang tidak semua Biaya Pendidikan itu mahal. Bervariasinya bentuk sekolah, terutama sekolah yang jenjangnya sudah cukup tinggi seperti Sekolah Tinggi, Akademi atau Universitas, membuat tidak semua standar biaya bisa sama. Jangankan pendidikan tinggi, jenjang sekolah yang lebih rendah seperti SD, SMP dan SMU saja bisa bervariasi biayanya satu sama lain. Itulah karenanya beberapa di antara Anda ada yang merasa mampu untuk membayar biaya pada Sekolah A, tetapi tidak mampu untuk membayar biaya pada Sekolah B yang harganya lebih mahal.


Namun demikian, perlu diketahui bahwa bukan berarti Sekolah A yang biayanya dinilai murah tersebut akan tetap sama murahnya pada tahun-tahun mendatang. Ini karena yang namanya Biaya Pendidikan pasti akan naik terus dari tahun ke tahun. Jadi, kalaupun sekarang ada sekolah yang biaya pendidikannya dirasa tidak mahal, tetapi karena biaya tersebut naik terus tiap tahun, jatuh-jatuhnya pasti mahal.


Saya beri contoh sederhana saja: anggap saja sekarang anak Anda berusia 3 tahun. Pertanyaannya gampang, kalau sekarang Uang Pangkal SMU adalah Rp 4 juta, dan usia rata-rata seseorang masuk SMU adalah ketika pada usia 15 tahun, apakah nantinya Anda akan membayar jumlah yang sama ketika nantinya anak Anda masuk SMU sekitar 12 tahun lagi? Pasti beda, karena nantinya Biaya Pendidikan tersebut pasti akan jauh lebih mahal.


Masih dari Safir Senduk, dikutip dari Tabloid NOVA No. 753/XIV


Tetapi sayangnya, dari pengalaman saya selama ini, saya banyak menemukan orang tua yang ¬ walaupun sadar bahwa pendidikan itu sangat penting ¬ tetapi tidak begitu mempedulikan persiapan dana pendidikan itu sendiri. Sebagai contoh, banyak cerita tentang beberapa orang tua yang meminjam uang kesana-kemari pada saat datangnya tahun ajaran baru. Selain itu, Kantor Pegadaian juga penuh karena banyak orang yang menggadaikan barang-barangnya untuk membayar uang sekolah anak.

Kenapa sih orangtua kadang tidak siap dari segi dana ketika tiba waktunya si anak masuk sekolah? Jawabannya, mungkin karena orangtua tidak menganggap bahwa dana pendidikan itu penting untuk dipersiapkan sejak sekarang. Lho, apakah memang penting menyiapkan dana pendidikan untuk anak? Jawabannya saya tulis besar-besar di sini: PENTING.


Ada empat alasan kenapa dana pendidikan penting untuk dipersiapkan, bahkan kalau bisa sejak sekarang:



Mahalnya Biaya Pendidikan Pada Saat Ini

Biaya Pendidikan pada saat ini sudah cukup tinggi. Sebuah universitas swasta terkenal di Jakarta ada yang meminta uang kuliah sebesar sekitar Rp 60 - 70 juta bagi mereka yang masuk kuliah tahun 2002 ini selama 5 tahun sampai lulus nanti. Bagi banyak orang, biaya hal tsb tentu terasa mencekik leher.


Naiknya Biaya Pendidikan dari Tahun ke Tahun

Sudah biaya pendidikan di rasa mahal, jumlah tersebut biasanya akan terus naik dari tahun ke tahun. Dengan asumsi kenaikan sebesar 10 persen per tahun, maka dalam 17 tahun mendatang, bukan tidak mungkin Biaya Kuliah selama 5 tahun di S1 bisa mencapai sekitar Rp 300 juta.


Ekonomi Tidak Selalu Baik

Orang tua bisa saja menganggap bahwa penghasilannya sekarang aman-aman saja mengingat baiknya keadaan ekonomi sekarang ini. Sehingga mereka yakin bila si anak masuk sekolah nanti, dananya pasti tersedia. Tetapi, bila keadaan ekonomi menurun, bukan tidak mungkin penghasilan orang tua menjadi berkurang atau malah berhenti sehingga bisa saja dana pendidikan untuk si anak tidak akan siap bila dibutuhkan.


Fisik Manusia Tidak Selalu Sehat

Jangan anggap bahwa fisik manusia akan selalu sehat untuk bisa terus bekerja dan mendapatkan penghasilan. Bila Anda tidak menabung dan mempersiapkan dana pendidikan anak dari sekarang, maka bila suatu saat kelak fisik Anda tidak memungkinkan untuk Anda bisa terus bekerja, jangan harap dana pendidikan untuk anak Anda bisa tersedia.

Selain keempat alasan di atas, sebetulnya ada satu alasan lagi yang membuat kenapa dana pendidikan penting sekali untuk dipersiapkan sejak sekarang, yaitu: "Karena jadwal pendidikan anak Anda tidak mungkin dimundurkan atau ditunda." Jadwalnya sudah pasti. Contohnya, kalau anak Anda sudah waktunya masuk SD tetapi Anda tidak punya dana yang cukup untuk membayar uang pangkal-nya, masak Anda mau memundurkan jadwal anak Anda masuk SD ke tahun berikutnya hanya supaya Anda bisa membayar biaya uang pangkal-nya secara penuh? Tidak, kan? Jadi, persiapkan dana pendidikan anak Anda sejak sekarang. Jangan tunda lagi.


CONTOH MENGHITUNG BIAYA PENDIDIKAN LIHAT BAB VIII (Manfaat Rekening PRUdential untuk rencana dana pensiun, dana pendidikan & proteksi rencana keuangan keluarga)

Info : Risky - risky.prudential@yahoo.com
sms/call: 0838 4051 8349


lihat juga artikel mengenai SOLUSI CERDAS KEUANGAN KELUARGA lainnya

PENTINGNYA RENCANA KEUANGAN KELUARGA

Untuk menjelaskan pentingnya rencana keuangan keluarga yang kokoh sebaiknya mari kita simak kejadian-kejadian & kisah nyata berikut :

                                          
“AH…SAYANG SEGALANYA TELAH TERJADI”
Tepatnya 2 tahun 8 bulan yang lalu adalah saat-saat indah bagi kami. Saya dan suami sedang menantikan kelahiran anak pertama kami. Terbayang di benak saya bahwa akhirnya kami akan memiliki sebuah keluarga yang bahagia.

Betapa bahagianya ketika hal-hal yang diidam-idamkan saat remaja terwujud. Sekarang saya telah membangun keluarga sendiri, memiliki suami yang benar-benar ideal. Ia memiliki pekerjaan yang bisa dibanggakan dengan posisi yang lumayan dan penghasilan lebih dari cukup.
Sekarang Axelita sudah berumur 3 tahun, ia tumbuh dengan sehat dan tentu menjadi saat-saat yang menggemaskan bila ia masih bisa melihatnya. Sayang suamiku tidak bisa melihat kelucuan anaknya untuk selamanya.
Saya tak menyangka sama sekali kalau ia akan meninggalkan kami dengan cara mendadak akibat serangan jantung. Pagi hari sebelum kepergiannya ia merasa tidak enak badan. Pikirnya mungkin hanya masuk angin sesaat. Setelah beberapa lama ia merasa sehat dan memutuskan untuk tetap pergi ke kantor.
Dini hari sekitar pukul 02.00 ia mulai mengeluhkan rasa sakit yang luar biasa di sekitar dada, tubuhnya semakin lemas dan wajahnya pucat. Ia sudah hamper kehilangan kesadaran dan keringat sudah mulai membasahi tubuhnya. Tak lama setelah dilarikan ke rumah sakit dan walau telah mendapat pertolongan, ia tetap tak mampu lagi bertahan hingga menghembuskan nafas terakhirnya.
Menurut dokter, penyebabnya adalah kadar kolesterol yang tinggi. Sulit sekali bagi saya untuk mempercayai dan menerima bahwa (penyebab) kolesterol telah merenggut nyawa suami saya…ia masih muda, tidak merokok, dan suka berolahraga…belakangan saya baru tahu bahwa penyakit jantung ternyata bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal usia…
(Diambil dari Nova No. 1061/XXI/23-29 Juni 2008/Kisahku)
Kini si istri harus menanggung sendiri semua beban keluarga, penghasilan bulanan yang selama ini diterima dari suamipun berhenti sudah, semua menjadi terasa sangat berat..semua begitu tiba-tiba, apalagi jika membayangkan biaya dalam membesarkan & menyekolahkan anak tercintanya.

Berikut cerita sebuah keluarga yang diambil dari buku “The 7 Awareness” karya Naqoy ;
Ada sebuah keluarga harmonis yang terdiri dari Suami, Istri & seorang anak berusia 3 tahun. Suami bekerja di sebuah perusahaan swasta dengan gaji & fasilitas lebih dari cukup. Mereka saat ini sudah memiliki rumah & mobil meski masih beberapa tahun lagi cicilannya.
Minggu itu sang suami mendapatkan tugas ke luar kota, namun ternyata ia tidak pulang lagi karena terjadi kecelakaan pada pesawat yang ditumpanginya. Sang istri sangat terpukul dengan kejadian ini, semua tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Sepeninggal sang suami, kondisi ekonomi keluarga kian hari kian turun. Karena mereka sudah terbiasa dengan kondisi berlebih, maka lama kelamaan tabungan semakin habis, puncaknya rumah & mobil disita oleh bank, lalu mereka pindah ke sebuah rumah kontrakan.
Mengingat demi masa depan sang buah hati satu satunya, sang Ibu yang tidak terbiasa bekerja berat itu kini harus berangkat pagi & pulang sore untuk berjualan sayuran dengan hasil yang hanya cukup, ia juga harus mengorbankan banyak waktu dengan anaknya karena sibuknya berjualan…

Simak juga beberapa kasus berikut ini :
  • Seorang wanita dari orang berada usia 27 tahun mendadak terkena stroke tanpa gejala sebelumnya, dari kantor tempat ia bekerja mendapat santunan 25 juta, untuk biaya berobat saja masih kurang yang menghabiskan total hampir 75 juta selama 6 bulan, ia diberhentikan dari kantor karena selain perlu istirahat yang lama juga dianggap tidak mungkin pulih kembali 100% kemampuan berfikirnya, namun Alhamdulillah ia sekarang sdh sehat & beraktifitas kembali, tapi sekarang berwiraswasta.
  • Seorang bapak di Jakarta Selatan usia 37 tahun & memiliki 1 orang anak usia 9 tahun, 5 tahun yang lalu ia terpaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya karena terkena penyakit jantung & tidak kuat lagi untuk beraktifitas normal, kini ia mengandalkan penghasilan istrinya yang berjualan.
  • Seorang Ibu terkena diabetes, kini ia menjadi tanggungan anak laki-lakinya yang juga sudah memiliki keluarga dengan 3 orang anak, tentu beban anak laki-lakinya menjadi semakin berat karena harus membiayai ibu & keluarganya.
  • Hasil survey terhadap orang muda usia 25 tahun, bagaimana kondisi mereka 40 tahun kemudian? Ternyata 1% kaya, 4% memiliki keuangan mandiri, 5% masih terpaksa bekerja, 12% bangkrut/kekurangan, 29% meninggal & 49% mengandalkan anak, panti jompo/sumbangan.
  • Survey WHO tahun 2002, 92% orang-orang sebelum meninggal mengalami kondisi kritis
Manusia dalam melakoni hidup & kehidupannya selalu dihadapkan pada berbagai macam resiko. Dapat dikatakan bahwa siklus hidup manusia hanya berkisar pada sehat, sakit & meninggal dunia seperti digambarkan berikut ini :


Semua dari kita tentunya tidak ingin mengalami musibah seperti dalam kisah di atas, namun…kita juga tidak dapat mencegah jika Tuhan sudah menentukannya. Oleh karena itu, usaha membangun keuangan keluarga menjadi sangat penting untuk menghindari/meminimalkan resiko keuangan jika terjadi hal yang tidak kita inginkan.
Beberapa fenomena terakhir di Bulan Mei 2010 (disiarkan juga oleh beberapa stasiun tv swasta) yang merupakan dampak dari tidak adanya perencanaan keuangan, khususnya dalam mempersiapkan rencana pendidikan anak :
  • Elsi, siswi lulusan UN terbaik se Lampung 2010, cita-citanya ingin menjadi bidan, tapi masih belum pasti dapat melanjutkan karena orang tua tidak siap dalam biaya
  • Wildan adalah siswa terbaik se Jatim dengan rata-rata nilai 9,5 juga harus minta bantuan kemana-mana guna mengumpulkan dana untuk biaya kuliah, lagi-lagi karena tidak siap dana
  • Siswi terbaik Bali Shelly Silvia Bintang tidak dapat melanjutkan kuliah kedokteran yang dicita-citakannya, karena tidak siap dana, bahkan untuk menyiapkan uang 5 juta pun orang tuanya harus minjam dulu
  • Sebagai orang tua tentunya kita tidak ingin jika anak kita sampai tidak memiliki dana pendidikannya kelak, dan hal ini bisa terwujud dengan rencana keuangan yang baik.


Bagi Anda yang beragama islam, simak juga beberapa ayat & hadist di bawah ini, dimana, Islam dengan sangat jelas memerintahkan ummatnya untuk membuat persiapan rencana antisipasi dalam segala hal, salah satunya adalah dalam membuat rencana keuangan tentunya.
Nabi Muhammad SAW mengingatkan kita melalui sebuah hadist “Pergunakan waktu sehatmu sebelum sakit, mudamu sebelum tua, lapangmu sebelum sempit, kayamu sebelum miskin, hidupmu sebelum matimu…….”

Q.S. Al Baqarah (2) ayat (240) :
“Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antaramu dan meninggalkan istri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya. (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dengan tidak disuruh pindah (dari rumahnya). Akan tetapi jika mereka pindah (sendiri), maka tidak ada dosa bagimu (wali atau waris dari yang meninggal) membiarkan mereka berbuat yang ma’ruf terhadap diri mereka. Dan Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana”

Q.S. An Nisa (4) ayat (9) :
“ Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”

Mari juga kita simak Q.S. Yusuf (12) ayat (43 s/d 49), ayat ini menggambarkan kepada kita tentang pentingnya planning (perencanaan) yang matang dalam mempersiapkan hari depan. Nabi yusuf A S seperti dicontohkan dalam Al Qur’an, membuat system proteksi untuk menghadapi kemungkinan yang buruk di masa depan.

Dan saya yakin Andapun pernah mendengar cerita tentang sahabat nabi sbb:
Diceritakan ada seorang sahabat yang membawa unta, kemudian ia meninggalkan untanya tersebut untuk melakukan shalat tanpa diikat terlebih dahulu. Kemudian Nabi melihat hal tersebut, lalu bertanya “kenapa Anda tidak mengikat unta tersebut?”, sahabat menjawab “karena aku sudah bertawaqal kepada Allah”, lalu Nabi berkata lagi “Ikatlah, lalu bertawakalah”


Rencana keuangan yang baik pada kenyataannya akan membantu yang miskin semakin tidak miskin ... tetapi ‘SEPERTINYA’ orang kaya yang lebih banyak menggunakan rencana keuangan, sehingga jadinya kita lebih mengenal “YANG KAYA SEMAKIN KAYA”, he..he...